IP Address adalah alamat yang iberikan ke
jaringan dan peralatan jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP. IP Address
terdiri dari 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat angka
desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.16.10.1
Mengubah angka Desimal ke Biner
Oleh karena protocol IP adalah protocol
yang paling banyak dipakai untuk meneruskan (routing) informasi didalam
jaringan komputer satu dengan lain, maka kita harus benar-benar memahami IP
address ini. Namun pengertian IP address dan subnetting sering agak
membingungkan pemakai. Oleh sebab itu dalam disini akan diuraikan tahap demi
tahap konsep IP address tersebut dengan harapan agar anda dapat mengerti cara
penggunaan nya dengan baik.
Mengubah Angka Biner ke Desimal.
Sebelum menggunakan IP address,
pertama-tama yang perlu anda harus ketahui adalah cara mengubah angka biner ke
desimal dan sebaliknya. Cara yang termudah adalah dengan memperhatikan
langkah-langkah dibawah ini.
Setiap angka biner 1 tergantung pada
posisinya didalam kelompok binernya, memiliki nilai desimal tertentu seperti
tampak pada table berikut
Binner
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
Desimal
|
128
|
64
|
32
|
16
|
8
|
4
|
2
|
1
|
Angka binner 0 memiliki nilai 0 dengan menghitung angka desimal yang
bersangkutan maka akan dapat diketahui nilai desimal dari kelompok binner yang
bersangkutan.
Contoh : 11001011
Binner
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
Jml Desimal
|
Desimal
|
128
|
64
|
0
|
0
|
8
|
0
|
2
|
1
|
= 203
|
Contoh : 00111101
Binner
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
Jml Desimal
|
Desimal
|
0
|
0
|
32
|
16
|
8
|
4
|
0
|
1
|
= 61
|
Contoh : 203
203 : 2 = 101 sisa 1
101 : 2 = 50 sisa 1
50 : 2 = 25 sisa 0
25 : 2 = 12 sisa 1
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
sisa 1
ditulis kedalam biner sisa pembagian dari bawah ke atas menjadi
11001011
Contoh : 61
61 : 2 = 30 sisa 1
30 : 2 = 15 sisa 0
15 : 2 = 7 sisa 1
7 : 2 = 3 sisa 1
3 : 2 = 1 sisa 1
sisa 1
ditulis kedalam biner sisa pembagian dari bawah ke atas menjadi
111101
Kelas IP Address
Seperti yang telah dijelaskan atas, IP address terdiri dari 32 bit
angka biner yang dapat ditulis dalam empat kelompok terdiri atas 8 bit (oktet)
dengan dipisah oleh tanda titik. Contohnya adalah seperti berikut ini :
11000000.00010000.00001010.00000001
atau dapat juga ditulis dalam bentuk empat kelompok angka desimal
(0-255) seperti contoh berikut :
192.16.10.1
atau secara simbolik dapat ditulis sebagai 4 kelompok angka sebagai
berikut :
w.x.y.z
IP Address terdiri dari 2 bagian yaitu
network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat dari jaringan dan
host ID menentukan dari peralatan jaringan. Oleh karena itu IP address
memberikan alamat lengkap dari suatu peralatan jaringan beserta alamat jaringan
dimana peralatan itu berada. Ini sama ibaratnya dengan pemberian alamat rumah
dimana tempat tinggal kita berada.
Dalam contoh ini, alamat jaringan (network ID) yang sering juga
disebut network address adalah 192.16.10.0 yang merupakan nama jalan. Sedangkan
alamat lengkap atau IP address dari masing-masing server dan workstation adalah
192.16.10.1, 192.16.10.2, 192.168.10.3, dan 192.168.10.4.
Berapa kelompok angka yang termasuk network ID dan berapa yang
termasuk host ID, bergantung kepada kelas dari IP address yang dipakai. Untuk
mempermudah pemakaian, bergantung pada kebutuhan si pemakai. Oleh sebab itu IP
address dibagi dalam tiga kelas seperti tampak pada table berikut.
Kelas
|
Network ID
|
Host ID
|
Default Subnet Mask
|
A
|
W.
|
X.Y.Z
|
255.0.0.0
|
B
|
W.X
|
Y.Z
|
255.255.0.0
|
C
|
W.X.Y
|
Z
|
255.255.255.0
|
Untuk menandai kelas satu dengan kelas yang lain, maka dibuat
beberapa peraturan sebagai berikut :
- Oktet
pertama dari kelas A harus dimulai dengan angka biner 0.
- Oktet
pertama dari kelas B harus dimulai dengan angka biner 10.
- Oktet
pertama dari kelas C harus dimulai dengan angka biner 110.
Oleh sebab itu, IP address dari masing-masing kelas harus dimulai
dengan angka desimal tertentu pada oktet pertama, seperti terlihat pada Tabel
berikut ini :
KELAS
|
RANGE
|
Maksimum Network
|
Max Host / Network
|
A
|
1-126
|
127
|
16777214
|
B
|
128-191
|
16384
|
65534
|
C
|
192-223
|
2097152
|
254
|
Disamping itu ada beberapa peraturan yang harus diketahui yaitu :
- Angka 127
dioktet pertama digunakan untuk loopback
- Network ID
tidak boleh semuanya terdiri dari angka 0 atau 1
- Host ID
tidak boleh semuanya terdiri dari angka 0 atau 1
Agar jaringan dapat mengetahui kelas mana yang dipakai oleh IP
address, dipergunakan default subnet mask. setiap IP address harus memiliki
default subnet mask. Angka desimal 255 atau biner 11111111 dari default subnet
mask menandakan bahwa oktet yang bersangkutan dari IP address adalah untuk
network ID. Sedangkan angka desimal 0 atau biner 00000000 dari default subnet
mask menandakan bahwa oktet yang bersangkutan dari IP address adalah untuk host
ID.
Contoh :
1. IP address 25.20.5.31
Default subnet mask 255.0.0.0
Berada dikelas A
2. IP address 172.20.5.31
Default subnet mask 255.255.0.0
Berada dikelas B
3. IP address 195.20.5.31
Default subnet mask 255.255.255.0
Berada dikeasl C
Jadi untuk menentukan kelas suatu IP bisa langsung dilihat dari
oktet pertama IP tersebut (contoh : 195.20.5.31)
Jika diperhatikan, kelas A memberikan paling sedikit jumlah network
ID dan sangat banyak host ID nya. Hal ini karena hanya oktet pertama yang
dipakai sebagai network ID, sedangkan ketiga oktet lainnya dipakai untuk host
ID, kelas B memberikan jumlah yang sama untuk network ID dan host ID, sedangkan
kelas C memberikan jumlah jumlah yang paling banyak untuk network ID dan hanya
sedikit untuk host ID.
Idalam dunia Internet, IP address ini dipergunakan untuk memberikan
alamat pada suatu situs. Misalnya east-timor.org mempunyai address
202.160.244.10. Agar pemakaian IP address ini seragam diseluruh dunia, maka
pemberian IP address untuk digunakan diatur oleh sebuah badan internasional
yang bernama internic. Dalam pemberian IP address ini,
internic hanya memberikan IP address dengan network ID saja, sedangkan host ID
nya diatur oleh pemilik IP addres tersebu. System yang mengatur translasi
antara suatu nama situs dengan suatu IP address alainya disebut DNS (Domain
Name System). Jadi seperti contoh diatas nama situs east-timor.org
ditranslasikan oleh DNS sebagai 202.160.244.10.
Catatan : untuk pemakaian IP address yang tidak terhubung dengan
Internet tidak memerlukan izin dari internic.
Broadcast
Seperti telah dibahas diatas, bit-bit dari network ID maupun host ID
tidak boleh semuanya berupa angka biner 0 atau 1. Apabila semua network ID dan
host ID semuanya berupa angka biner 1, yang dapat ditulis sebagai
255.255.255.255 maka alamat ini disebut flooded broadcast.
Jika host ID semua berupa angka biner 0, IP address ini menyatakan
alamat network dari jaringan yang bersangkutan. Jika host ID semuanya berupa
angka 1, maka IP address ini ditujukan untuk semua host didalam jaringan yang
bersangkutan yang dipergunakan untuk mengirim pesan (broadcast) kepada semua
host yang berada didalam jaringan local.
SUBNETING
Jika seorang pemilik sebuah IP address kelas B misalnya dengan
network ID 130.200.0.0 memerlukan lebih dari 1 network ID, maka ia harus
mengajukan permohonan ke Internic untuk mendapatkan IP address baru. Namun
persediaan IP address pada saat ini sangat terbatas karena menjamurnya jumlah
situs-situs di internet. Untuk mengatasi kesulitan ini dan menghindarkan banyak
nya pengajuan baru ke Internic, munculah suatu teknik untuk memperbanyak
network ID dari satu network ID yang sudah ada. Hal ini dinamakan subnetting,
dimana sebagian Host ID dikorbankan untuk dipakai dalam membuat network
tambahan.
Sebagai contoh : IP address 130.200.0.0
(100000010.11001000.00000000.00000000) dengan default subnet mask 255.255.0.0
untuk mempelajari subnetting sekarang misalnya kita ingin memiliki 2 network ID
dari IP address yang telah kita miliki. Untuk itu kita Mask 2 bit dari host ID
tersebut, maka sekarang kita memiliki empat kombinasi 00, 01, 10, dan 11 tetapi
karena 00 dan 11 semuanya 0 atau semua 1 yang menurut peraturan IP address
tidak diizinkan, maka tinggal 2 kombinasi 01 dan 10 saja yang bisa dipakai
untuk subnet.
Sekarang perhatikan apa yang terjadi dengan default subnet mask
255.255.0.0 atau 11111111.11111111.00000000.00000000 dimana 2 bit teratas host
ID diselubung (mask) untuk menjadi bagian dari network ID. Subnet mask yang
baru sekarang menjadi 255.255.192.0
Dengan demikian kita telah membuat dua network ID baru
10000010.11001000.01XXXXXX.XXXXXXXX dan
10000010.11001000.10XXXXXX.XXXXXXXX
dengan subnet mask baru :
11111111.11111111.11000000.00000000 atau 255.255.192.0
dimana X adalah angka 0 atau 1 untuk membuat host ID yang memenuhi
peraturan-peraturan IP address. Oleh sebab itu kelompok IP address dibawah ini
tersedia untuk dua bit yang diselubung (mask).
Kelompok pertama adalah :
10000010.11001000.01000000.00000001 atau 130.200.64.1
sampai
10000010.11001000.10000000.00000001 atau 130.200.127.254
kelompok kedua adalah :
10000010.11001000.10000000.00000001 atau 130.200.128.1
sampai
10000010.11001000.10111111.11111110 atau 130.200.191.254
selain dengan menggunakan cara diatas untuk menentukan kelompok
subnet, ada cara yang lebih singkat yang dapat kita lakukan sebagai berikut :
Misalnya kita menggunakan kelas B network ID 130.200.0.0 dengan
subnet mask 255.255.221.0 dimana oktet ketiga diselubung dengan 224. Hitung
dengan rumus 256-224 = 32. Maka kelompok subnet yang dapat dipakai adalah
kelipatan 32 yaitu 32, 64, 128, 160, dan 192.
Dengan demikian kelompok IP adess yang dapat dipakai adalah :
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254
Disamping penulisan IP address yang umum, dikenal pula penulisan IP
address dengan notasi yang lebih singkat seperti dibawah ini :
IP address 130.200.10.1 dengan subnet mask 255.255.0.0 dapat ditulis
secara singkat sebagai 130.200.10.1/16 Angka 16 dibelakang garis miring
menandakan bahwa 16 bit dari subnet mask diselubung dengan angka biner 1, yaitu
11111111.11111111.00000000.00000000
Notasi penulisan singkat ini juga berlaku untuk IP address yang
menggunakan metode subneting seperti contoh dibawah ini :
IP address 172.16.10.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 dapat
ditulis secara singkat sebagai 172.16.10.1/24. Angka 24 dibelakang garis miring
menandakan bahwa 24 bit dari subnet mask diselubung dengan angka biner 1, yaitu
1111111.11111111.11111111.00000000 atau 255.255.255.0
Dari penjelasan dan contoh diatas, kita telah mempelajari bahwa
dengan subnetting, Kita dapat menyelubung dua atau lebih bit-bit host ID selama
masih tersedia bit yang dapat diselubung. Semakin banyak bit yang diselubung,
semakin banyak pula network ID yang dapat kita buat. Namun demikian jumlah host
ID nya akan berkurang seperti pada table berikut ini.
|
|
||
# bit masked
|
#subnet
|
SUBNET MASK
|
#host / subnet
|
1
|
Invalid
|
Invalid
|
-
|
2
|
2
|
255.192.0.0
|
4194302
|
3
|
6
|
255.224.0.0
|
2097150
|
4
|
14
|
255.240.0.0
|
1048574
|
5
|
30
|
255.248.0.0
|
524286
|
6
|
62
|
255.252.0.0
|
262142
|
7
|
126
|
255.254.0.0
|
131070
|
8
|
254
|
255.255.0.0
|
65534
|
9
|
510
|
255.255.128.0
|
32766
|
10
|
1022
|
255.255.192.0
|
16382
|
11
|
2046
|
255.255.224.0
|
8910
|
12
|
4094
|
255.255.240.0
|
4094
|
13
|
8910
|
255.255.248.0
|
2046
|
14
|
16382
|
255.255.252.0
|
1022
|
15
|
32766
|
255.255.254.0
|
510
|
16
|
65534
|
255.255.255.0
|
254
|
17
|
131070
|
255.255.255.128
|
126
|
18
|
262142
|
255.255.255.192
|
62
|
19
|
524286
|
255.255.255.224
|
30
|
20
|
1048574
|
255.255.255.240
|
14
|
21
|
2097150
|
255.255.255.248
|
6
|
22
|
4194302
|
255.255.255.252
|
2
|
23
|
-
|
255.255.255.254
|
Invalid
|
24
|
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar